Parade budaya etnik Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) membuka secara resmi dimulainya penyelenggaraan kegiatan Banyuwangi Festival 2013 yang dijadwalkan berlangsung mulai September hingga Desember 2013.
BEC yang mengambil tema "The Legend of Kebo-keboan" itu, dibuka oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di depan Taman Blambangan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu, dengan disaksikan ribuan warga setempat dan dari luar daerah.
Hadir pada pembukaan BEC tersebut, antara lain Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, Ketua Asosiasi Pemerintahan Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Isran Noor, Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie, artis senior asal Banyuwangi Emillia Contessa beserta putrinya Denada, serta sejumlah perwakilan kepala daerah di sekitar wilayah Banyuwangi.
Parade budaya etnik diawali dengan penampilan ratusan perempuan dari berbagai sanggar seni yang menampilkan kesenian khas Banyuwangi, Tari Gandrung. Mereka berlenggak-lenggok di depan tenda undangan dan penonton dengan gerakan lemah-gemulai.
Sejumlah warga ekspatriat yang tinggal dan sedang mempelajari kesenian Banyuwangi ikut berparade bersama peserta lainnya, dan dilanjutkan defile budaya etnik yang menampilkan tema "kebo-keboan" (kerbau).
Ada tiga subtema yang diangkat pada BEC kali ini, yakni "Kebo Geni" yang menandakan semangat dan jiwa pemberani, "Kebo Bayu Tirta" (penanda kedamaian), dan "Kebo Bumi" (isyarat kesuburan). Tidak kurang 300 peserta menampilkan beragam busana yang menggambarkan ketiga subtema dengan berdefile di "catwalk" jalanan.
"Karnaval adalah salah satu cara efektif untuk mempromosikan pariwisata daerah dan Banyuwangi Ethno Carnival kali ini telah memasuki penyelenggaraan tahun ketiga dengan mengangkat tema berbeda dari tahun sebelumnya," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. (Antara)